Thursday 4 October 2007

Ular Tangga Legislasi

Suka main Ular Tangga? PSHK punya “ular tangga legislasi”

Legenda:
Tangga:
4-21 naskah akademik lengkap, 19-44 anggota dpr menguasai materi, 29-53 melibatkan kelompok rentan, 51-61 rapat panja terbuka. Ular: 23-6 anggota sering mangkir, 32-3 RDPU tidak partisipatif, 55-24 panja tertutup, 60-35 studi banding tidak relevan, 63-14 ada tekanan politik


Permainan Ular Tangga yang dimodifikasi ini adalah kreativitas ery, erni dkk awal tahun lalu. Kami sendiri agak jarang memainkannya. Paling-paling waktu pameran atau selagi iseng menunggu diskusi legislasi dimulai. Tapi itupun dilakukan hanya oleh Anna dan Lia. Tapi minggu lalu di pesawat Hanoi-Jakarta tiba-tiba saya terpikir untuk membawa segepok mainan ular tangga berikut setoples dadu dan "prajurit-prajurit"nya ke Banda Aceh esok pagi. Saya, Reny, dan Sugi (yappika) diminta oleh ACSTF untuk memberi pelatihan untuk jaringan pemantau parlemen yang sedang mereka bangun. Ini memang bagian dari dorongan kami, apalagi setelah kawan-kawan di Aceh melihat sendiri kerja tim parlemen.net di DPR sewaktu advokasi RUU PA. Ini kali kedua saya membantu mereka. Kali pertama saya memfasilitasi pembuatan modul pemantauan ACSTF. Salah satu hasil konkritnya adalah berita DPR Aceh di dinding warung kopi solong di ulee kareng :-), hasil lainnya adalah website. Kawan-kawan itu memang luar biasa seumangat dan kreativitasnya.

Ular tangga itu ternyata sangat menarik sebagai alat belajar. Refleksi yang didapat peserta sungguh melampaui dugaan saya (itulah, dilarang "naker" peserta!). Tidak hanya proses legislasi yang ideal (rapat terbuka, data, dan lain sebagainya), tetapi juga refleksi soal dinamika politik legislasi.

Referensi soal pemantauan parlemen tentu tidak hanya parlemen.net. Saya secara khusus juga berbagi soal apa yang dilakukan kawan-kawan KOPEL Makassar dengan "parlemen grup"nya. Parlemen grup itu komunitas pemantau parlemen di kecamatan-kecamatan. Saya sering bilang pada Syam bahwa saya cemburu pada mereka. Kami belum bisa melakukan itu untuk 550 orang anggota DPR. Situasinya sungguh berbeda dengan 20-an anggota DPRD. Saya kira kalau kawan-kawan di Aceh melakukannya akan bagus sekali. Mudah-mudahan jaringan pemantau parlemen dan pengadvokasi kebijakan bisa mantap ;-).

Hasilnya kreatif betul. Foto bisa bicara lebih banyak. Berikut ini cuplikan kreativitas kawan-kawan peserta yang kami minta membuat "iklan" untuk RTL yang mereka buat untuk kabupaten masing-masing (ada perwakilan dari 11 kabupaten/kota yang ikut).



ps. Kalau mau "ular tangga"-nya, bisa minta gratis ke anak2 pshk ;-)